MACAM-MACAM KELOMPOK SOSIAL






  1.      Klasifikasi Tipe-tipe Kelompok Sosial
Mac Iver dan Page (1957:124) menggolongkan kelompok sosial dalam beberapa sudut pandang dengan berdasarkan berbagai kriteria. Pengelompokan  Simmel dalam Systematic society berdasarkan pada besar kecilnya jumlah anggota, cara individu mempengaruhi kelompoknya serta interaksi sosial dalam kelompok. “Monad” terdiri dari satu orang individu sebagai fokus hubungan sosial, “dyad” atau “Triad” terdiri dari dua atau tiga orang.
Klasifikasi selanjutnya adalah berdasarkan ukuran derajat organisasi. Klasifikasi ini terdiri kelompok yang terorganisasi dengan baik seperti negara sampai kelompok yang hampir tak terorganisasi. Dasar yang dapat diambil sebagai alternatif untuk mengadakan klasifikasi tipe-tipe kelompok sosial tersebut adalah ukuran, jumlah, derajat interaksi sosial atau kepentingan kelompok, serta derajat organisasi maupun kombinasi dari ukuran-ukuran tersebut.

2.          Kelompok Sosial Dipandang dari Sudut Individu
Pembagian kelompok sosial dipandang dari sudut individu dapat dilihat dari keterlibatan individu dengan kelompok sosial dimana ia tinggal. Keanggotaan individu dalam kelompok sosial tidak selalu bersifat sukarela baik dalam struktur masyarakat sederhana maupun yang sudah kompleks. Dalam susunan masyarakat yang sudah kompleks, individu menjadi anggota beberapa kelompok sosial sekaligus.

3.          In Group dan Out Group
Konsep in group dan out group merupakan pencerminan dari adanya kecenderungan sikap “etnocentrisme” dari individu-individu dalam proses sosialisasi sehubungan dengan keanggotaannya pada kelompok-kelompok sosial. Sikap In group didasari oleh perasaan simpati, out group didasari suatu kelainan dengan wujud antagonisme atau antipati.

4.          Primary Group dan Secondary Group
a.       Primary Group
Konsep Davis (1960:290) tentang primary group lebih memperjelas pendapat Cooley dengan menggaris bawahi ciri-ciri utama sebagai berikut :
1.  Kondisi-kondisi fisik
2.  Sifat hubungan primer
3.  Kelompok-kelompok yang konkret dan hubungan primer
b.      Secondary Group
Membedakan antara primary group dengan secondary group jika menekankan perbedaannya dari sudut hubungan-hubungan atau interaksi-interaksi sosial dengan membentuk struktur kelompok sosial yang bersangkutan. Tujuan utama hubungan adalah terlaksananya kontrak. Syarat dari primary group dan secondary group saling isi mengisi dan tidak dapat dipisah-pisahkan secara mutlak.

5.          Gemeinschaft dan Gesselschaft
Gemeinschaft adalah bentuk kehidupan bersama di mana anggotanya diikat oleh hubungan batin yang bersifat alamiah dan dasar dari hubungan tersebut adalah rasa cinta dan kesatuan batin yang telah dikodratkan. Gesselschaft yaitu berupa ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifata imajiner dan strukturnya bersifat mekanis sebagaimana terdapat dalam sebuah mesin.
Tonnies mengemukakan beberapa ciri dari Gemeinschaft sebagai berikut :
Intimate      : hubungan menyeluruh yang mesra sekali
Private        : hubungan yang bersifat pribadi khusus untuk beberapa
  orang saja

Exclusive    : hubungan yang terjadi hanya untuk “kita” saja dan tidak
  untuk orang-orang di luar “kita”.

Tonnies menyebutkan ada 3 tipe Gemeinschaft, yaitu :
Gemeinschaft by blood : ikatan berdasarkan pada keturunan ikatan  darah, contoh  keluarga, kelompok, kekerabatan.
Gemeinschaft of place       : ikatan yang berasal dari kedekatan tempat tinggal contoh RT dan RW.
Gemeinschaft of mind        : ikatan yang mendasarkan diri pada jiwa dan pikiran yang sama berdasarkan kesamaan ideologi.

6.          Formal Group dan Informal Group
Formal Group merupakan kelompok-kelompok yang mempunyai peraturan-peraturan tegas yang sengaja diciptakan untuk mengatur hubungan diantara anggotanya. Informal Group tidak mempunyai struktur dan organisasi yang pasti.

7.          Kelompok-kelompok Sosial yang Tidak Teratur
Bentuk-bentuk kelompok tidak teratur digolongkan menjadi 2, yaitu :
a.       Kerumunan (Crowd)
Kerumunan bersifat sementara, tidak terorganisasi dan tidak mempunyai sistem pembagian kerja. Ciri-ciri kerumunan : (1) interaksi di dalam kerumunan bersifat spontan, (2) orang-orang yang berkumpul mempunyai kedudukan yang sama.
Macam-macam Kerumunan :
1.  Kerumunan formal
2.  Kerumunan ekspresif
3.  Kerumunan sementara
4.  Kerumunan orang panik
5.  Kerumunan penonton
6.  Kerumunan yang berlawanan dengan hukum
a. Acting mobs
b. Immoral mobs
b.      Publik
Publik merupakan kelompok yang tidak merupakan kesatuan. Agar publik terkumpul nilai-nilai sosial masyarakat digabungkan dengan alat penghubung dengan bentuk penyiaran berita.

8.          Masyarakat Pedesaan (Rural Community) dan Masyarakat Perkotaan (Urban community)
a.       Masyarakat setempat (community, komunitas)
Tipe-tipe masyarakat setempat menurut Davis dapat digolongkan menjadi 3 yaitu : (1) jumlah penduduk, (2) luas, kekayaan dan kepadatan penduduk daerah pedalaman, (3) fungsi-fungsi khusus dari masyarakat setempat terhadap seluruh masyarakat organisasi masyarakat yang bersangkutan.
b.      Masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan
Ciri yang menonjol antara masyarakat pedesaan dan perkotaan ,Soekanto (1982:149), yaitu : (1) kehidupan keagamaan, (2) kemandirian, (3) pembagian kerja, (4) peluang memperoleh pekerjaan, (5) jalan pikiran, (6) jalan kehidupan, (7) perubahan sosial.

Jika Sobat menyukai Artikel di blog ini, Silahkan masukan alamat email sobat pada kotak dibawah untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Sobat akan mendapat kiriman artikel terbaru dari Media Pendidik dan Pendidikan


Artikel Terkait:

0 Komentar
Tweets
Komentar

0 comments:

Post a Comment

Komentar anda sangat menentukan keberlangsungan blog ini.
Apabila anda tidak punya akun, gunakan anonymous
Apabila anda punya, gunakan Nama/URL
»Nama: diisi dengan nama anda
»»URL: diisi dengan alamat web, alamat email, dsb