BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kewajiban seorang guru khususnya di Sekolah Dasar adalah mendidik, melatih, dan mengajar siswanya. Untuk menguasai hal tersebut guru wajib mengembangkan diri secara profesional. Ini berarti guru tidak hanya dituntut mampu melihat atau menilai kinerjanya sendiri termasuk sistem penilaian. Kurikulum, proses belajar mengajar, dan penilaian merupakan tiga komponen penting dalam program pengajaran. Hal tersebut menentukan keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan.
Peserta didik mempunyai hak untuk memperoleh penilaian atas hasil belajarnya serta mengikuti program pendidikan secara berkelanjutan. Baik untuk mengembangkan kemampuan diri maupun memperoleh pengakuan pada tingkat pendidikan tertentu namun kenyataannya di lapangan menunjukkan bahwa hasilnya masih memiliki banyak kelemahan. Untuk mengatasi hal tersebut sangat diperlukan pelaksanaan penelitian tindakan kelas.
Tujuan yang dimuat dalam garis besar program pengajaran pada dasarnya pembelajaran bertujuan menata nalar, membentuk sikap siswa, dan menumbuhkan kemampuan menggunakan / menerapkan Matematika. Berdasarkan hasil tes rata – rata ulangan siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 12 Pemecutan, Kecamatan Denpasar Utara Kota Denpasar, Propinsi Bali dalam mata pelajaran Matematika materi Operasi hitung bilangan adalah 63,00 dari data individu menunjukkan rendahnya prestasi belajar karena hanya 3 orang siswa yang tingkat penguasaan materi di atas 70% dari seluruh siswa yang berjumlah 27 orang. Sehingga dalam hal ini guru mengalami kesulitan untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Dari kenyataan tersebut penulis merefleksikan bahwa proses pembelajaran selama ini masih bermasalah dan perlu dicarikan solusinya. Demi peningkatan hal tersebut penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran. Agar lebih efektif diperlukan berbagai sarana prasarana pendidikan dengan jumlah dan kondisi yang memadai. Hal ini akan memperkaya sumber daya pendidikan tercermin dalam pasal 1 ayat 10 Undang – undang No. 2 Tahun 1989.
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti di Sekolah Dasar Negeri 12 Pemecutan, Kecamatan Denpasar Utara Kota Denpasar, Propinsi Bali, tampak bahwa para guru dan siswa mengalami persoalan dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Para guru merasa kebingungan mengahadapi berbagai jenis persoalan yang timbul pada saat pembelajaran matematika berlangsung. Dimana seperti kita ketahui mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang paling banyak ditakuti oleh siswa, oleh karena itu peneliti memfokuskan penelitian ini pada pembelajaran matematika dengan menggunakan alat peraga yang bervariasi untuk menarik minat siswa dalam belajar serta strategi PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan)
1.2 Rumusan Masalah dan Rencana Pemecahannya
1.2.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan analisis masalah penelitian di atas, maka permasalahan pokok yang ingin dicari pemecahannya melalui penelitian ini adalah: Bagaimana efektifitas penggunaan alat peraga yang bervariasi terhadap peningkatan hasil belajar siswa di Sekolah Dasar Negeri 12 Pemecutan, Kecamatan Denpasar Utara Kota Denpasar, Propinsi Bali.
Permasalahan pokok ini dapat dirinci lagi menjadi beberapa pertanyaan pelitian, yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana meningkatkan penguasaan konsep Operasi hitung bilangan melalui alat peraga bervariasi dan strategi PAIKEM? (Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan sehingga konsep pelajaran lebih mudah dikuasai siswa)
2. Bagaimana cara meningkatkan agar siswa termotivasi dengan pelajaran Matematika?
1.2.2 Pemecahan Masalah yang ditawarkan
Bedasarkan latar belakang di atas, tampak bahwa akar permasalahan yang timbul dalam pembelajaran matematika dengan materi kesebangunan dan simetri lipat adalah sulitnya siswa memahami materi pembelajaran karena kurangnya alat peraga dan minimnya strategi yang digunakan oleh guru. Berdasarkan hal tersebut maka pemecahan masalah yang ditawarkan oleh peneliti adalah penggunaan alat peraga yang bervariasi untuk meningkatkan motivasi anak dalam belajar serta penggunaan strategi PAIKEM untuk mengefektifkan proses pembelajaran agar berlangsung dengan nyaman sehingga hasil belajar yang dicapai lebih optimal.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui efektifitas penggunaan alat peraga yang bervariasi terhadap peningkatan hasil belajar siswa di Sekolah Dasar Negeri 12 Pemecutan, Kecamatan Denpasar Utara Kota Denpasar, Propinsi Bali.
Tujuan pokok ini dapat dirinci lagi menjadi dua tujuan utama yang lebih spesifik, yaitu sebagai berikut:
1. Siswa lebih termotivasi untuk berperan aktif dalam pembelajaran dengan menggunakan model bermacam – macam bangun datar kertas gambar, karton atau kardus bekas (media dari lingkungan siswa) untuk manik-manik bilangan.
2. Siswa dapat mengerjakan dan menjawab soal – soal dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) dan evaluasi dengan benar, serta dapat memperagakan operasi hitung bilangan dengan media.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh bagi siswa dari perbaikan pembelajaran yang dilakukan adalah :
1. Hasil kerja siswa (LKS) dan evaluasi akhir menunjukkan peningkatan penguasaan materi konsep operasi hitung bilangan.
2. Siswa lebih termotivasi dan mau berperan aktif dalam pembelajaran operasi hitung bilangan dengan menggunakan LKS dan media konkret seperti menjumlahkan bilangan positif dan bilangan negative dengan manik-manik (+) dan (-).
3. Mampu meningkatkan pemahaman konsep operasi hitung bilangan dalam kehidupan sehari – sehari seperti hutang-piutang, menghitung jarak suatu benda yang bergerak terhadap benda lain.
Manfaat yang diperoleh bagi guru adalah :
1. Kepuasan tersendiri karena bangga punya siswa dengan prestasi hasil belajar meningkat.
2. Bangga punya siswa kreatif, displin dan bertanggung jawab dan berbudi luhur.
3. Meningkatkan profesionalitas dan kinerja sebagai guru.
4. Sangat terasa ikut mencerdaskan kehidupan bangsa.
Manfaat bagi Instansi / lembaga :
1. Maningkatkan taraf hidup masyarakat dan bangsa
2. Meningkatkan mutu akademik sekolah dan keseluruhan
3. Tidak sulit bersaing dengan sekolah lain dalam kabupaten, propinsi, nasional, maupun dengan negara lain.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pemanfaatan Benda – benda yang akrab dengan siswa dalam pembelajaran Matematika
Bonotto (dalam Djoko Waluyo, dkk, 2001 ; 8) mengatakan bahwa membawa situasi – situasi dunia nyata ke dalam matematika adalah perlu meskipun belum cukup, untuk menumbuhkembangkan sikap positif terhadap matematika. Hal tersebut di atas dapat dicapai bila para guru berhasil membawa siswa menggunakan matematika ke dalam realitas.
Bentuk pengajaran dengan melibatkan benda – benda yang akrab dengan siswa dan situasi dunia nyata, akan lebih menyenangkan karena anak dapat melihat langsung bagaimana hubungan benda – benda konkrit dan situasi dunia nyata dengan konsep yang dipelajari. Hal ini didukung oleh teori Bruner yang dikutif oleh Ruseffendi yang mengungkapkan bahwa :
“Dalam proses pembelajaran siswa diberi kesempatan untuk memanipulasi benda – benda konkret (alat peraga). Dengan alat peraga tersebut siswa dapat melihat langsung bagaimana hubungan yang terkait antara konsep – konsep dengan benda – benda yang ada di sekelilingnya (Ruseffendi, 1992 : 109)”
2.2 Keterkaitan Teori Belajar dengan Media Pembelajaran
Salah satu karakteristik Matematika adalah memiliki obyek kajian abstrak. Mengingat Matematika yang bersifat abstrak maka konsep – konsep matematika dipelajari menurut tahap – tahap bertingkat seperti halnya dengan tahap perkembangan mental yang dikemukakan J. Bruner melalui tiga tahap seperti yang dikutif oleh Russeffendi yaitu :
1. Enactive (Kongkret)
Dalam tahap ini anak – anak di dalam belajarnya menggunakan atau memanifulasi obyek – obyek secara langsung.
2. Ikonik (Semi kongkret)
Menyatakan bahwa kegiatan anak – anak menyangkut mental yang merupakan gambaran dari obyek – obyek. Dalam tahap ini anak sudah dapat memanifulasi obyek dengan menggunakan gambaran dari obyek (semi kongkret).
3. Syimbolic (Abstrak) tidak lagi memanifulasi obyek – obyek secara langsung.
(Russeffendi, 1992 ; 109.110)
Jelaslah bahwa anak Sekolah Dasar belum mampu memahami tingkat simbolik tanpa lewat enactive dan ikonic. Oleh karenanya alat peraga (media pembelajaran) dipandang sebagai kebutuhan pokok dalam pelajaran matematika. Namun perlu digaris bawahi bahwa jangan sampai terpaku pada hal - hal yang konkret saja sehingga lupa mengembangkan sampai tingkat simbolik mengingat matematika bersifat abstrak, belajar matematika haruslah sampai kepada pemahaman yang abstrak itu. Obyek – obyek matematika yang abstrak membawa konsekuensi bahwa guru haruslah senantiasa menyesuaikan tingkat keabstrakan materinya dengan kondisi siswa.
2.3 Teknik dan Strategi pembelajaran
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Strategi bermakna : rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Sedangkan teknik diartikan sebagai metode atau sistem mengajarkan sesuatu (KBBI, 2001 : 1158). Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, teknik ini mengacu pada implementasi perencanaan pembelajaran di depan kelas. Dalam kesehariannya guru dituntut untuk menguasai teknik dan strategi pembelajaran, agar pembelajaran berlangsung secara efektif dan efesien. Cara guru mengatur teknik – teknik pembelajaran akan sangat berpengaruh pada cara siswa belajar.
Beberapa ciri metode atau teknik pembelajaran yang baik adalah :
1. Mengundang rasa ingin tahu
2. Manantang murid untuk belajar
3. Mengaktifkan mental, fisik dsan phisikis murid
4. Memudahkan guru
5. Mengembangkan kreatifitas murid
6. Mengembangkan pemahaman murid terhadap materi yang dipelajari
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas yang dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas proses dan produk pembelajaran Matematika pada siswa kelas VI di Sekolah Dasar Negeri 12 Pemecutan, Kecamatan Denpasar Utara Kota Denpasar Propinsi Bali melalui penggunaan alat peraga yang bervariasi dan strategi PAIKEM. Rasional dari pemilihan rancangan penelitian ini adalah bahwa permasalahan yang muncul berkaitan dengan dinamika proses pembelajaran matematika di kelas bersifat kontekstual dan alamiah, serta sulit diprediksi. Berdasarkan rasional tersebut, maka dalam penelitian ini proses refleksi dan evaluasi tindakan yang dilakukan akan dilaksanakan pada setiap siklus. Evaluasi tersebut dilakukan dengan cara menganalisis hubungan fungsional yang bersifat kontekstual antara tindakan yang diambil dengan efek (dampak) dari tindakan tersebut pada setiap siklusnya. Hal ini dilakukan, mengingat pada penelitian tindakan, fokus utamanya adalah tindakan dan dampaknya terhadap medium atau situasi yang dikenai tindakan. Dengan cara ini ”loosing data” dapat dihindari sedini mungkin, sehingga tindakan dan efeknya bisa tercover secara utuh dan komprehensif dalam setiap siklus maupun dalam keseluruhan pelaksanaan tindakan. Hal ini sejalan dengan apa yang dikedepankan oleh Rochiati (2006) bahwa untuk menghindari terjadinya bias data dan kesalahan penafsiran terhadap dampak dari sebuah tindakan dalam penelitian tindakan, maka merupakan kewajiban dasar bagi peneliti untuk melakukan analisis dan proses refleksi sepanjang pelaksanaan tindakan tersebut, baik pada satuan siklus maupun pada keseluruhan proses tindakan yang telah terbagi menjadi beberapa siklus (lihat juga Kemmis dan Taggart, 1988).
3.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 12 Pemecutan, Kecamatan Denpasar Utara Kota Denpasar Propinsi Bali yang jumlahnya 27 orang. Proses penelitian ini melibatkan kerja reflektif, kolaboratif, dan partisifatif antara guru praktisi dengan peneliti dalam dimensi hubungan yang demokratis. Kerja kolaboratif ini dilakukan sejak awal dari mulai penyusunan proposal hingga berakhirnya keseluruhan tahapan tindakan.
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan ini dilakukan pada siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 12 Pemecutan, Kecamatan Denpasar Utara Kota Denpasar. Pemilihan sekolah ini sebagai lokasi penelitian didasari oleh beberapa rasional, yaitu: (1) di sekolah ini terjadi permasalahan seputar pembelajaran matematika, (2) kesanggupan dan daya dukung guru mitra dan kepala sekolah untuk melakukan upaya perbaikan dalam aspek instruksional, khususnya dalam pembelajaran matematika, dan (3) kepala sekolah berasal dari setempat sehingga sangat antusias untuk melakukan perbaikan demi kemajuan dan kepentingan anak-anak Br. Balun Pemecutan khususnya dan peserta didik pada umumnya. Berdasarkan rasional tersebut, maka dipilihlah sekolah tersebut sebagai lokasi pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini.
Penelitian ini dilaksanakan dalam durasi satu semester pada semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 sejak bulan Juli hingga September 2011.
3.4 Prosedur Pelaksanaan Tindakan
Berdasarkan diagnosa terhadap permasalahan yang dihadapi oleh guru praktisi di sekolahnya bertalian dengan rendahnya kualitas proses dan hasil belajar pembelajaran matematika, yang diperkuat lagi dengan keharusan menggunakan KBK dalam pembelajaran matematika, maka penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk siklus yang dilaksanakan dalam dua siklus tindakan. Hasil diagnosa masalah dijadikan sebagai dasar dalam merencanakan, merancang, dan melaksanakan tindakan oleh peneliti secara kolaborasi dengan guru praktisi yang berperan sebagai observer. Dalam setiap tahapan penelitian, peneliti dan guru praktisi mendiskusikan berbagai hal yang bertalian dengan rencana, proses, dan hasil tindakan yang telah dilakukan.
Proses pelaksanaan penelitian lapangan dilakukan mulai bulan Juli sampai dengan bulan September 2011, dalam bentuk iklim kerja kolaboratif yang demokratis antara peneliti dan guru praktisi. Secara rinci, pada setiap siklus dilakukan prosedur-prosedur tindakan sebagai berikut : (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi atau monitoring tindakan dan hasil-hasilnya, dan (4) evaluasi dan refleksi tindakan dan hasil-hasilnya (Kemmis dan Taggart, 1988).
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi proses pelaksanaan tindakan, kinerja guru peneliti, performansi siswa, dan iklim kelas secara utuh pada saat tatap muka. Data yang berkaitan dengan hasil tindakan yang diharapkan dalam penelitian ini, meliputi: (1) pola dan kualitas interaksi pembelajaran, (2) tingkat partisipasi-komunikasi siswa dalam pembelajaran, (3) motivasi, sikap, dan nilai-nilai siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang mengaplikasikan model keterampilan proses yang berbasis kompetensi, dan (4) hasil belajar siswa dalam bentuk tingkat pemahaman materi matematika dan penghayatan nilai-nilai dalam keseluruhan proses pembelajaran atau selama berlangsungnya tindakan, yang dinyatakan dalam bentuk nilai (angka). Berdasarkan jenis dan karakteristik data tersebut, maka teknik pengumpulan data dan instrument yang digunakan dalam penelitian ini dapat dijabarkan secara rinci sebagai berikut.
1) Data tentang efektivitas tindakan, dikumpulkan dengan menggunakan beberapa tehnik pengumpulan data, yaitu: (a) observasi langsung disertai dengan perekaman gambar dan suara dengan kamera dan tape perekam, dan (b) penggunaan tehnik wawancara untuk mengetahui kondisi subjektif partisipan yang terlibat dalam pelaksanaan tindakan .
2) Data tentang kondisi subjektif siswa yang meliputi: motivasi, sikap, dan nilai-nilai dalam pelaksanaan proses belajar dijaring dengan menggunakan tehnik wawancara. Bertalian dengan aspek ini, juga dikaji respon-respon siswa, baik secara tertulis maupun lisan dalam menyelesaikan tugas-tugas akademis yang diberikan oleh guru selama berlangsungnya pembelajaran.
3) Data tentang kesulitan atau kendala yang dialami oleh guru dan siswa dalam mengikuti proses tindakan serta pemecahan masalah yang dilakukan digunakan instrumen pengumpulan data melalui tehnik observasi dan wawancara.
3.6 Teknik Analisis dan Validasi Data
Jika mengacu pada karakteristik penelitian tindakan, proses analisis data pada dasarnya sudah dilakukan sebelum program tindakan tersebut dilaksanakan, sehingga analisis data berlangsung dari awal sampai akhir dari pelaksanaan program tindakan. Bertalian dengan konsepsi tersebut, data dalam penelitian ini juga dianalisis dengan mengikuti pola analisis penelitian sejenis, yaitu mulai dari tahap orientasi sampai pada tahap berakhirnya seluruh program tindakan sesuai dengan karakteristik fokus permasalahan dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya (Rochiati, 2006; Sukadi, 2003, 2006).
Secara diagramatik, tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti prosedur analisis data kualitatif dengan siklus interaktif sebagaimana yang dikedepankan oleh Miles dan Huberman (1992) melalui pemberian makna pada dinamika kontekstual terhadap hubungan yang terjadi dalam pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan dan hasil-hasilnya (dampaknya) serta perkembangan yang terjadi pada hasil-hasil tindakan atau efek dari tindakan tersebut secara menyeluruh.
Pada konteks penelitian ini, proses dan pemaknaan analisis data yang dilakukan, tidak menutup kemungkinan penggunaan data-data kuantitatif yang diperoleh dari pengukuran terhadap efek tindakan yang dicapai dengan pengungkapan perkembangan secara deskriptif melalui komparasi nilai rata-rata dan persentase peningkatan yang terjadi terhadap pemahaman materi siswa yang dilambangkan dengan angka (nilai dalam bentuk angka).
Secara prosedural, proses analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah secara siklus sebagai serikut: (1) pengumpulan data, (2) penyajian data, (3) reduksi data, dan (4) pengambilan kesimpulan atau verifikasi data (Miles dan Huberman, 1992). Secara lebih operasional, langkah-langkah tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: (1) pengumpulan, kodifikasi, dan katagorisasi data, (2) pembentukan konsep, (3) pengujian hipotesis yang muncul di lapangan atau selama pelaksanaan tindakan, (4) pengambilan kesimpulan, dan (5) pemberian interpretasi keseluruhan temuan penelitian (verifikasi). Hasil analisis yang diperoleh kemudian di deskripsikan siklus demi siklus disertai dukungan data kuantitatif dan argumentasi kualitatif yang mendekati makna kontekstual-alamiah (makna yang sebenarnya). Melalui tehnik analisis seperti ini diharapkan dapat dianalisis, disintesis, dan dievaluasi keterkaitan antara berbagai aspek yang terjadi selama pelaksanaan tindakan, kondisi sosial kelas, dan dampak tindakan (Rochiati, 2006; Sukadi, 2003, 2006) yang dapat dijelaskan secara deskriptif dalam kualitas yang lebih holistik-analitik. Untuk menguji keabsahan data (hasil tindakan), dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik validasi data penelitian, yaitu: thich-description, triangulasi sumber data, members check, konsultasi dengan dosen, pengumpulan data secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu, dan analisis kasus negatif untuk memperoleh data yang memiliki validitas yang teruji dan menggambarkan potret keseluruhan proses dan dampak (hasil) dari tindakan.
Jika Sobat menyukai Artikel di blog ini, Silahkan masukan alamat email sobat pada kotak dibawah untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Sobat akan mendapat kiriman artikel terbaru dari Media Pendidik dan Pendidikan