a. Pendekatan Pedagogi dalam Pembelajaran
Pedagogi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata Paid yang berarti anak,dan Agogus yang berarti leader of. Pedagogi diartikan sebagai seni dan ilmu mendidik anak.
Di dalam model pedagogi, guru bertanggung jawab penuh untuk menentukan segala keputusan mengenai hal-hal yang akan dipelajari, bagaimana dipelajarinya, kapan dipelajarinya, dan kapan berakhirnya. Di dalam model ini guru yang memiliki peranan dalam pembelajaran, karena didasari oleh beberapa asumsi mengenai peserta didik yaitu sebagai berikut :
1. Kebutuhan untuk mengetahui (the need to know)
2. Konsep diri peserta didik (the leaners self konsep)
3. Peran pengalaman (the role of experience)
4. Kesiapan untuk belajar (readiness to learn)
5. Berorientasi belajar (orientation to learning)
6. Motivasi (motivation)
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pedagogi, proses pembelajarannya cenderung teacher centered. Hal ini dilandasi dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Adanya dominasi guru dalam pembelajaran
2. Bahan belajar terdiri dari konsep-konsep yang datangnya dari guru
3. Materi lebih cenderung bersifat informasi
4. Peserta didik tinggal menerima instruksi yang ditentukan oleh guru.
b. Pendekatan Andragogi dalam Pembelajaran
Andragogi berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata Andr yang berarti orang dewasa dan Agogos yang berarti memimpin, mengamong atau membimbing.
Knowles (1980) mendefinisikan Andragogi sebagai seni dan ilmu dalam membantu peserta didik (orang dewasa) untuk belajar. Andragogi disebut juga sebagai teknologi pelibatan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran penerapan model.
Menurut pandangan Andragogi, setiap pendidik harus mampu membantu peserta didik dalam penyelenggaraan pendidikan :
1. Menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar melalui kerjasama dalam merencanakan program pembelajaran.
2. Menemukan kebutuhan belajar
3. Merumuskan tujuan dan materi yang cocok untuk memenuhi kebutuhan belajar.
4. Merancang pola belajar dalam sejumlah pengalaman belajar untuk peserta didik.
5. Melaksanakan kegiatan belajar dengan menggunakan metode, teknik, dan sarana belajar yang tepat.
6. Menilai kegiatan belajar serta mendiagnosis kembali kebutuhan belajar untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya.
Inti teori Andragogi adalah teknologi keterlibatan diri (ego) peserta didik. Artinya bahwa kunci keberhasilan dalam proses pembelajaran peserta didik terletak pada keterlibatan diri mereka dalam proses pembelajaran.
Asumsi-asumsi yang dijadikan landasan dalam teori Andragogi adalah sebagai berikut :
1. Orang dewasa mempunyai konsep diri
Orang dewasa memandang bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk membuat suatu keputusan, dapat menghadapi segala resiko dari keputusan yang diambil, serta dapat mengatur kehidupannya secara mandiri.
2. Orang dewasa mempunyai akumulasi pengalaman
Orang dewasa mempunyai pengalaman yang berbeda dengan orang dewasa lainnya sebagai akibat dari perbedaan latar belakang kehidupan sebelumnya dan perbedaan lingkungannya.
3. Orang dewasa mempunyai kesiapan untuk belajar
Kesiapan belajar orang dewasa seirama dengan keberadaan peranan sosial yang ia tampilkan. Peran sosial ini akan berubah sejalan dengan perubahan usia sehingga kesiapan belajar orang dewasa akan ikut berubah pula.
4. Orang dewasa berharap dapat segera menerapkan perolehan belajarnya
Orang dewasa berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran karena ia sedang merespons hal-hal yang berhubungan dengan kehidupannya. Dalam kegiatan belajar, orang dewasa senantiasa berorientasi pada kenyataan, oleh karena itu kegiatan pembelajaran orang dewasa menekankan pada peningkatan kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam hidupnya.
5. Orang dewasa memiliki kemampuan untuk belajar
Knowles (1980) menjelaskan bahwa orang-orang yang lebih tua usianya dapat belajar hal-hal yang baru. Oleh karena itu, mereka dapat melakukan kegiatan belajar.
a. Belajar merupakan proses yang terjadi dalam diri orang dewasa
Setiap peserta didik akan mengontrol langsung proses belajarnya sendiri dengan melibatkan semua potensi dirinya, termasuk potensi berpikir, emosi, dan fisiknya. Implikasinya dalam proses pembelajaran adalah perlu menggunakan metode dan teknik pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara intensif di dalam mendiagnosis kebutuhan belajar, merumuskan tujuan belajar, merangsang dan melaksanakan kegiatan belajar serta menilai proses, hasil dan dampak pembelajarannya.
b. Perbedaan kondisi belajar memerlukan prinsip pembelajaran yang berbeda
Dalam proses belajar orang dewasa ditemukan adanya kondisi-kondisi belajar tertentu yang terungkap melalui transaksi pembelajaran. Kondisi itu antara lain adalah peserta didik merasakan kebutuhan belajar dan lingkungan belajar yang menyenangkan.
Keberhasilan proses pembelajaran orang dewasa akan ditentukan oleh keterlibatan kedirian (ego) dalam tahap-tahap sebagai berikut :
1. Menciptakan iklim belajar yang cocok untuk mereka
2. Menciptakan situasi perencanaan partisipatif
3. Mendiagnosis kebutuhan belajar
4. Merumuskan tujuan belajar
5. Merencanakan kegiatan belajar
6. Melaksanakan kegiatan belajar dan menilai proses dan perolehan dalam memenuhi kebutuhan belajar.
Jika Sobat menyukai Artikel di blog ini, Silahkan masukan alamat email sobat pada kotak dibawah untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Sobat akan mendapat kiriman artikel terbaru dari Media Pendidik dan Pendidikan