USABHA DANGSIL DI DESA ADAT MERITA






I. Latar Belakang
Menghormati wong perahu atau wong Jawa yang mempertahankan Desa Adat Merita dari kehancuran karena serangan dari desa lain serta menyelamatkan warga desa Merita dari kesengsaraan dan bahaya karena serangan wabah penyakit.

II. Pengertian Usabha Dangsil
Usabha Dangsil adalah : pelaksanaan yadnya yang dilaksanakan oleh masyarakat Desa Adat Merita dengan sarana dangsil yang alat dan bahan sesajennya dari berbagai buah-buahan , daun-daunan, bermacam-macam biji-bijian serta jajan seperti jajan uli, jajan gina yang dibentuk atau disusun seperti meru (dangsil), dimana kerangkanya dibuat dari bambu yang dihiasi daun enau (ron).

III. Tujuan Dilaksanakan Usabha Dangsil
1. Untuk menghormati wong perahu (orang Jawa) yang merupakan salah satu leluhur dari warga Desa Adat Merita (Ki Pasek Tulamben).
2. Rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan atas kesejahteraan dan kemakmuran yang dilimpahkan kepada warga Desa Adat Merita dengan mempersembahkan hasil bumi seperti di atas.

IV. Proses / Pelaksanaan Upacara Usabha Dangsil
Usabha Dangsil dilaksanakan 2 tahun sekali setiap Purnama sasih kaenam. Dalam prosesi upacara Usabha Dangsil ini semua warga Desa Adat Merita membawa sesajen ke Pura Desa. Sesajen khusus yang menyerupai dangsil diletakkan di samping perahu yang ada di tengah natar Pura Desa, di Desa Adat Merita. Saat upacara berlangsung yang diantar oleh Sulinggih semua warga duduk rapi dalam suasana hening. Disaat itu pula, 9 orang yang sudah ditunjuk (turun temurun) memakai pakaian orang Madura mereka menari mengelilingi perahu dan dangsil itu. Mereka menari dengan gaya orang Madura dan tanpa disadari, biasanya mereka menari sambil membawa clurit dan ditusukkan ke dadanya. Sampai mereka habis menari baru acara persembahyangan dilanjutkan. Upacara usai semua warga pulang dan glungsur isi dangsil sama-sama satu secara merata dengan tujuan memperoleh keselamatan.
Menurut tokoh Desa Adat Merita; Bapak Wayan Berata, beliau mengatakan jika Usabha Dangsil ini tidak diadakan maka hasil bumi di desa ini akan menurun serta banyak warga yang sakit (desa kena musibah). Sehingga keberadaan Ngusabha Dangsil ini tetap eksis sampai sekarang, sebagai pertanda bahwa warga Desa Adat Merita tetap menghormati leluhur mereka (wong perahu) serta rasa syukur yang dipersembahkan kepada Tuhan atas dikaruniai keselamatan dan kemakmuran.
Jika Sobat menyukai Artikel di blog ini, Silahkan masukan alamat email sobat pada kotak dibawah untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Sobat akan mendapat kiriman artikel terbaru dari Media Pendidik dan Pendidikan


Artikel Terkait:

0 Komentar
Tweets
Komentar

0 comments:

Post a Comment

Komentar anda sangat menentukan keberlangsungan blog ini.
Apabila anda tidak punya akun, gunakan anonymous
Apabila anda punya, gunakan Nama/URL
»Nama: diisi dengan nama anda
»»URL: diisi dengan alamat web, alamat email, dsb