MEWUJUDKAN HUBUNGAN YANG HUMANIS (SENYUM-SAPA-SALAM) ANTARA GURU, SISWA DAN ORANG TUA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI APRESIATIF
I Made Mudiartana
CGP Angkatan 1
Kota Denpasar
1.
Latar Belakang
Pendidikan merupakan roh sebuah negara. Pendidikan dan
hasil dari sebuah pendidikan menjadi tolak ukur kemajuan sebuah negara.. Negara
maju adalah negara yang menempatkan pendidikannya pada prioritas utama.
Pendidikan memiliki kontribusi yang sangat besar dalam peningkatan kualitas
bangsa. Pendidikan adalah sumber dari segala sumber kemajuan suatu bangsa,
karena melalui pendidikan kualitas sumber daya manusia bangsa tersebut dapat
ditingkatkan. Sumber daya manusia merupakan aset utama dalam membangun suatu bangsa,
tidak terkecuali bagi bangsa Indonesia.
Untuk mengoptimalkan kontribusi pendidikan terhadap
peningkatan kualitas bangsa Indonesia, semua pihak mempunyai kontribusi yang
penting, apakah pengelola pendidikan itu sendiri, termasuk swasta, pemerintah,
atau masyarakat pada umumnya. Pemerintah di sisi lain harus pula mempunyai
komitmen kesungguhan untuk berpihak pada kemajuan pendidikan, demikian pula
dengan masyarakat dalam hal ini orang tua siswa. Mereka harus menyadari akan
pentingnya pendidikan bagi masa depan putra-putri bangsa yang tercinta ini. Pendidikan
merupakan investasi jangka panjang yang sangat bernilai bagi peningkatan
kualitas bangsa Indonesia.
Di masa pandemi, sistem pendidikan di Indonesia
mengalami sedikit pergeseran. Mulai dengan diterbitkannya kurikulum seri
pandemi oleh Kemdikbud sampai pada sistem belajar yang mengalami perubahan.
Sistem belajar yang bertahun-tahun menjadi andalan guru mulai ditinggalkan
karena alasan menjaga jarak fisik dan social
distancing. Sistem belajar tata muka mulai mendapat porsi yang sangat
sedikit dibandingkan sistem belajar online baik menggunakan aplikasi
pembelajaran maupun ruang-ruang virtual lainnya. Namun, dimasa ini timbul
kekhawatiran terhadap humanisme hubungan antara guru, siswa dan orang tua siswa.
Hal ini sangat berdasar yakni karena adanya batas dan jarak antara guru, siswa dan
orang tua siswa selama pandemi. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk
mendorong peningkatan hubungan yang humanis antara guru dan orang tua siswa untuk
meningkatkan efektivitas pembelajaran jarak jauh. Upaya tersebut dapat dilakukan
dengan mewujudkan hubungan yang humanis antara guru, siswa dan orang tua dengan
pendekatan inkuiri apresiatif.
2.
Deskripsi Aksi Nyata
Inquiri Apresiatif (IA) adalah teori yang dikembangkan
oleh David Cooperrider. IA merupakan pendekatan kolaboratif dalam melakukan
perubahan yang berbasis kekuatan dengan menggunakan prinsip-prinsip psikologi
positif dan penddikan positif. IA juga merupakan salah satu model manajemen perubahan
kolaboratif yang membawa perbaikan dalam suatu sistem seperti komunitas,
institusi atau lembaga pendidikan. IA memulai perubahan dari pertanyaan utama
yang ditentukan bersama dan dijalankan dalam suasana yang positif dan
apresiatif. Dengan demikian dalam melakukan perubahan positif di sekolah harus
terbangun kolaborasi positif antar stakeholder sekolah. Kolaborasi ini akan
berjalan baik jika terdapat hubungan yang humanis antar guru, siswa dan orang
tua siswa di masa pandemi.
Pandemi yang melanda Indonesia beberapa bulan terakhir
memaksa para pelaku pendidikan khususnya guru untuk melakukan perubahan sistem
belajar. Sistem belajar yang semula menggunakan mode tatap muka menjadi mode
online/daring. Dalam perjalananya, mode daring tidak dapat dilakukan 100%
karena dalam beberapa hal mengharuskan siswa dan orang tua untuk datang ke
sekolah untuk bertemu langsung dengan guru. Disini terlihat masih diperlukan
perubahan dalam beberapa sisi, khususnya kesan guru ketika menerima siswa dan
orang tua siswa di sekolah. Masih ada beberapa guru yang kurang menunjukkan
sikap ramah dan profesional. Sepertinya ikatan antara guru dan siswa sudah
mulai pudar karena pandemi ini. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan aksi nyata
untuk mengadakan perubahan terhadap perilaku ini. Akasi nyata yang dilakukan
untuk mewujudkan hal tersebut menggunakan pandekatan inkuiri apresiatif dengan
strategi BAGJA. Tahapan strategi BAGJA tersebut adalah sebagai berikut :
B |
: |
Buat Pertanyaan Utama. Pertanyaan utama ini sebagai penentu arah penelusuran
dalam melakukan perubahan. Setiap pertanyaan utama akan mewakili proses
tahapan BAGJA yang berbeda. Untuk itu perlu kesepakatan dalam memilih
pertanyaan utama |
A |
: |
Ambil Pelajaran. Tahapan ini dilakukan jika telah sepakat terhadap
mengambil pertanyaan yang mana |
G |
: |
Gali Mimpi bersama. Dalam tahapan ini komunitas akan menggali
mimpi sesuai dengan harapan yang ingin dicapai |
J |
: |
Jabarkan Rencana. Komunitas atau sekolah secara bersama-sama
menjabarkan rencana untuk mencapai gambaran yang diimpikan. Pada tahap ini
merupakan Langkah mengidentifikasi Tindakan yang diperlukan dan mengambil
keputusan-keputusan |
A |
: |
Atur Eksekusi. Bagian ini adalah bagian mentranspormasi rencana
menjadi nyata. Sehingga diperlukan pertanyaan-pertanyaan yang memerukan kesepakatan |
Tahapan dalam strategi BAGJA tersebut disusun dengan mengajukan pertanyaan
dan tindakan yang dapat dilakukan untuk menjawab pertanyaan. Untuk mewujudkan
hubungan yang humanis (senyum, sapa, salam) antara guru, siswa dan orang tua
untuk meningkatkan kolaborasi yang efektif di masa pandemi dapat dijabarkan
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Tahapan |
Pertanyaan |
Tindakan yang
dilakukan untuk menjawab pertanyaan |
B-uat
pertanyaan (Define) |
Apa yang menjadi penyebab
guru belum mampu menunjukkan hubungan humanis dengan siswa dan orang tua? |
Melakukan observasi dan
refleksi diri terhadap sikap yang sudah dilakukan selama menerima kedatangan
siswa dan orang tua di masa pandemi |
A-mbil
pelajaran (Discover) |
Bagaimana
cara mengatasi merosotnya humanisme hubungan antara guru, siswa dan orang tua
di masa pandemi? |
§
Berdiskusi
dengan kepala sekolah berkaitan dengan berkuranganya humanisme hubungan
antara guru, siswa dan orang tua saat datang ke sekolah di masa pandemi §
Melakukan
refleksi diri terkait merosotnya nilai-nilai humanisme (senyum, sapa, salam)
dalam menjalin hubungan dengan siswa dan orang tua siswa. |
G-ali
mimpi (Dream) |
Apa
yang menjadi harapan terhadap tindakan yang dilakukukan guru untuk
memperbaiki humanisme hubungan dengan siswa dan orang tua? |
Berdiskusi
dan melakukan komunikasi aktif dengan beberapa teman sejawat terkait sikap
dan harapan perubahan sikap yang ingin ditunjukkan. Perubahan sikap yang
diharapkan adalah guru mampu menjalin hubungan dengan siswa dan orang tua
dengan sikap yang humanis (senyum, sapa, salam) |
J-abarkan
rencana (Design) |
Apa
langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mewujudkan mimpi perubahan sikap
menjadi lebih humanis tersebut? |
Menyusun
rencana kerja dan langkah-langkah yang dilakukan untuk mewujudkan hubungan
yang humanis. Langkah-langkah tersebut adalah : 1)
Berdiskusi
dengan Kepala Sekolah terhadap tindakan yang akan dilakukan 2)
Berkomunikasi
efektif dengan beberapa teman sejawat 3)
Melakukan
refleksi diri dengan mengajukan pertanyaan terhadap sikap yang sudah
dilakukan 4)
Menumbuhkan
sikap humanis dari dalam diri guru 5)
Membudayakan
apresiasi terhadap setiap perubahan positif yang dilakukan oleh guru |
A-tur
eksekusi (Deliver) |
Kapan
tindakan yang mencerminkan perubahan sikap akan dilakukan? |
Membuat
jadwal kegiatan sesuai rencana yang sudah dilakukan. Tindakan yang
mencerminkan perubah dilakukan pada minggu pertama bulan desember 2020 |
3.
Hasil dari Aksi Nyata
Kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh atau BDR yang sudah
berlangsung kurang lebih 10 bulan memunculkan berbagai polemik di masyarakat.
Polemik tersebut muncul tidak tanpa alasan. Berkurangnya intensitas guru
bertatap muka dengan siswa, berkurangnya kolaborasi guru dengan orang tua,
bahkan merosotnya humanisme guru saat bertemu dengan siswa dan orang tua ketika
datang ke sekolah kini menjadi sorotan banyak pihak. Hal tersebut sangat
beralasan dikarenakan intensitas pertemua guru dengan siswa dan orang tua
semakin berkurang. Sehingga mungkin memunculkan perasaan yang tidak biasa dibenak
guru, siswa dan orang tua.
Berkurangnya humanisme hubungan yang terjalin antara
guru, orang tua dan siswa dapat dipatahkan dengan melakukan langkah-langkah
reflektif seperti yang jelaskan pada bagian deskripsi aksi nyata di atas.
Langkah-langkah dengan strategi BAGJA tersebut ternyata efektif untuk
meningkatkan humanisme hubungan yang terjalin antara guru, siswa dan orang tua
siswa. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya perubahan sikap dan perilaku guru
dalam menerima kedatangan siswa dan orang tua di sekolah di masa pandemi ini.
guru sudah menjukkan sikap humanis seperti menunjukkan senyum, menyapa dan
menyampaikan salam saat siswa dan orang tua datang ke sekolah.
4.
Pembelajaran yang Didapat
a) Kegagalan
Pembelajaran
Jarak Jauh (PJJ) di masa pandemi ini merupakan tantangan bagi sebagian guru.
Banyak sekali pengalaman dan pembelajaran yang didapatkan. Salah satu
pembelajaran yang diperoleh selama melakukan aksi nyata kolaborasi bersama
orang tua ini adalah bertemu dengan berbagai karakter. Sehingga dalam perjalananya,
guru harus melakukan berbagai strategi dan upaya untuk menyelami dan mengenali
karakter orang tua yang datang ke sekolah. Karakter orang tua yang memiliki
kesadaran terhadap pentingnya pendidikan mungkin tidak menjadi masalah, namun
bertemu dengan orang tua yang memiliki karakter keras dan kasar menjadi
pelajaran tersendiri bagi guru.
b) Keberhasilan
Bentuk
keberhasilan dari aksi nyata “mewujudkan hubungan yang humanis antara guru,
siswa dan orang tua siswa” sangat luar biasa. Guru-guru sudah mulai menunjukkan
sikap yang humanis (senyum, sapa dan salam) tiap kali menerima kedatangan tamu,
baik orang tua, siswa, mapun pihak lain yang datang ke sekolah.
5.
Rencana Perbaikan
Seperti yang diuraikan di atas, kolaborasi antara guru
dan orang tua memiliki nilai yang sangat penting dalam peningkatan efektivitas
pembelajaran selama PJJ. Namun karena adanya beberapa kendala dalam pelaksanaan
aksi nyata ini, maka diperlukan rencana perbaikan. Rencana perbaikannya adalah selalu
melakukan komunikasi efektif dengan orang tua yang memiliki karakter keras dan
kasar. Bila perlu melakukan kunjungan berkala untuk melakukan pendekatan
persuasif demi tercapainya tujuan pendidikan yang berkualitas.
6.
Dokumentasi Kegiatan
1) Bertukaran pikiran dalam rapat sekolah
bersama Kepala Sekolah dan
teman sejawat terkait aksi nyata
yang akan dilakukan
2) Melakukan
komunikasi efektif dengan beberapa teman sejawat demi perbaikan sikap untuk
mewujudkan hubungan yang humanis dengan siswa dan orang tua
3)
Bentuk
keberhasilan aksi nyata
Menyambut siswa dan orang tua dengan senyum, sapa, dan salam
Melayani segala bentuk permasalah siswa dan orang tua siswa dalam pelaksanaan pembelajaran daring
Artikel Terkait:
- Ciri-ciri anak yang Superior dan Imperior
- Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
- Download Proposal PTK (Penelitian Tindakan Kelas) SD
- PROPOSAL PTK (Sistematika PLPG UNDIKSHA Singaraja)
- Sistematika Proposal PTK (PLPG Undiksha Singaraja)
- Artikel Ilmiah (PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGHARGAI PENINGGALAN TOKOH SEJARAH SISWA KELAS V SD NO. 12 PEMECUTAN MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN BANTUAN LEMBAR KERJA SISWA)
- Teori Belajar Cognitive-Discovery Learning