Guru adalah sosok yang seharusnya dapat menginspirasi setiap siswanya. Peran guru tersebut dapat berjalan baik bila guru mampu mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid. Pembelajaran yang berpihak pada murid dapat terjadi bila guru mampu menciptakan situasi merdeka belajar bagi setiap siswanya.
Ki Hadjar Dewantara melalui filosofinya
yang tertuang dalam Pratap Triloka menyebutkan bahwa
1)
Ing Arso Sung Tulodo
Kalimat ini berarti bahwa guru memiliki peran yang sangat
penting yakni menjadi contoh di depan siswa-siswinya. Guru hendaknya dapat
selangkah lebih di depan dari pada siswa-siswi yang diajar di dalam kelasnya. Jika
dikaitak dengan kemajuan teknologi saat ini, guru harus mampu menguasai
berbagai jenis teknologi informasi komunikasi termasuk pengambilan keputusan
yang dapat dibantu dengan teknologi informasi.
2)
Ing Madyo Mangun Karso
Ungkapan ini mengandung arti bahwa guru memiliki peran selain
menjadi contoh juga harus selalu setia mendampingin anak didiknya selama
kegiatan pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. Guru dapat mengambil
sebagai konselor, mentor maupun coaching terhadap peserta didiknya.
3)
Tut Wuri Handayani
Kalimat ketiga dari Pratap Triloka KHD ini mengandung arti
bahwa guru harus dapat memberikan dorongan kepada setiap siswa-siswinya. Guru dapat
mengambil peran sebagai motivator untuk kemajuan setiap siswa yang adala di
dalam kelasnya.
Jika Pratap Triloka KHD ini dikaitkan
dengan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, guru harus mampu
menempatkan diri pada posisi yang tepat. Kapan dan dimana guru harus berposisi
seperti yang digambarkan dalam filosofi Ing Arso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun
Karso, dan Tut Wuri Handayani. Seperti halnya ketika guru mengalami dilema
etika dalam pengambilan keputusan terhadap permasalahan pembelajaran siswanya,
guru harus memiliki penmgathuan dan wawasan yang baik sehingga dilema etika
yang dialami dapat terpecahkan dan memberikan keputusan yang terbaik.
Program Pendidikan Guru Penggerak |
Pengambilan keputusan yang dilakukan
oleh guru sangat tergantung pada nilai-nilai yang dimiliki oleh guru yang
bersangkutan. Dalam hal ini, saya sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu
menjawab setiap dilema etika yang saya hadapi sehinggga mampu melakukan
pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Nilai-nilai positif yang ada
dalam diri kita hendaknya mampu memicu diri dalam setiap pengambilan keputusan.
Coaching adalah salah satu cara yang
dapat dilakukan untuk mengidentifikasi sebuah masalah sehingga siswa ataupun
rekan sejawat yang mengalami permasalahan dapat menumbuhkan potensi yang ada
dalam dirinya sehingga mampu memecahkan permasalah yang dihadapinya sendiri.
TIRTa adalah satu model coaching yang digadang-gadang paling baik dilakukan
pada kasus-kasus yang terjadi di dunia pendidikan. TIRTa sebagai model coacing
ini memiliki tahapan seperti tujuan umum, identifikasi masalah, rencana aksi
yang akan dilakukan dan tanggung jawab terhadap komitmen rencana yang telah
dibuat. Teknik coaching ini dapat dijadikan salah satu alternatif dalam
pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
Pengambilan keputusan yang dilakukan
oleh guru sebagai pemimpin pembelajaran hendaknya menganut 3 prinsip dilema
etika, 4 paradigma pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan
pengujian terhadap alternatif keputusan yang dibuat. Tiga prinsip dilema etika,
4 paradigma pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan keputusan
dijabarkan sebagai berikut.
Tiga prinsip Pengambilan Keputusan
1)
Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
2)
Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
3)
Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
Empat paradigma pengambilan Keputusan
1)
Individu lawan masyarakat (individual
vs community)
2)
Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
3)
Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
4)
Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
Sembilan langkah pengambilan
keputusan
1)
Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan
dalam situasi ini.
2)
Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.
3)
Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.
4)
Pengujian benar atau salah
a.
Uji legal
b.
Uji regulasi/standar professional
c.
Uji Intuisi
d.
Uji Halaman Depan Koran
e.
Uji Panutan/Idola
5)
Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.
6)
Melakukan Prinsip Resolusi
7)
Investigasi Opsi Trilema
8)
Buat Keputusan
9)
Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan
Dengan menerapkan 3 prinsip, 4 paradigma, dan 9 langkah pengambilan keputusan diharapkan keputusan yang diambil dapat dipertanggung jawabkan dan efektif dalam menyelesaikan permasahan yang sedang dihadapi. Dari sembilan langkah tersebut, hampoir seluruhnya merupakan tahap-tahap penting. Namun tahap yang paling menentukan adalah pada langkah ke empat dan langkah kesembilan yakni pengujian terhadap benar dan salah pada dilema yang dihadapi dan bagaimana merefleksikan keputusan yang sudah diambil, apakah tepat atau tidak tepat.
Berdasarkan uraian di atas, pengambilan keputusan yang bertanggung jawab adalah keputusan yang diambil berdasarkan 3 prinsip, 4 paradigma, dan melalui 9 langkah pengambilan keputusan. Dalam hal ini guru, wajib menguasai pinsip, paradigma dan langkah-langkah tersebut. Dengan demikian, diharapkan setiap keputusan yang diambil baik sebagai pemimpin pembelajaran maupun sebagai pengambil kebijakan dalam institusi sekolah dapat berupa keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan dan efektif dalam penyelesaian permasalahan mapun dilema etika yang terjadi.